Katanya Kawan Kok Kayak Lawan

 

"Crocodiles are easy. They try to kill and eat you. People are harder. Sometimes they pretend to be your friend first." Steve Irwin 1962 - 2006

Manusia mahluk yang sulit ditebak berbeda dengan hewan yang mudah diprediksi karena punya perilaku yang khas.  


Seperti kata Steve Irwin menghadapi buaya itu mudah karena buaya predictable, setiap saat akan berusaha membunuhmu dan memakanmu.

Dari perilaku tersebut kita tahu dan belajar bagaimana caranya menghadapi buaya 


Tak ada perbedaan perilaku yang signifikan antara individu buaya satu dengan lainya 


Sementara menghadapi manusia yang sulit untuk ditebak kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya  mereka inginkan, Manusia sangat mahir menyembunyikan maksud dan keinginan didepan manusia lainya


Sebenarnya dari mana kemampuan unik manusia ini muncul, the one and only jawabanya adalah persepsi


Perilaku seorang Individu manusia bisa sangat berbeda dari individu lainya bergantung pada persepsi yang dimiliki.


Persepsi berbicara bagaimana manusia menghadapi sebuah situasi entah itu baik atau buruk bagi dirinya, dan menuntut untuk membuat keputusan.


Kemudian memasukan realitas itu kedalam otak untuk memproses, memilih, dan menimbang jalan keluar mana yang terbaik berdasarkan nilai yang ia yakini kemudian besikap dan berperilaku sesuai dengan hasil proses berpikir tersebut.


Perilaku bisa baik atau buruk, merugikan atau penuh manfaat.


Lantas bagaimana seharusnya kita menghadapi manusia yang unpredictable


Kembali lagi ke persepsi


Seorang individu atau kelompok manusia bisa diukur seberapa kadar kebajikan-nya 

Dari nilai hidup yang ia yakini dan juga sejauh mana ia mempertahankanya


Seorang pengusaha bisa saja marah dan terpukul ketika ia kehilangan uang karena ditipu dalam sebuah kerjasama bisnis dan membawa masalah tersebut sampai ke rumah sehingga kondisi keluarga menjadi tidak harmonis


Sementara pengusaha yang lain bisa bersikap biasa saja karena melihat sebuah kegagalan bukan dinilai dari hilangnya uang 


Seorang leader bisa saja merasa terancam kedudukannya jika ada bawahan yang punya potensi cakap dalam memimpin dan berorganisasi


Sementara leader lain bersikap bersemangat mendukung karena melihat nilai keberhasilan seorang leader bukan hanya ketika ia sukses dalam memimpin 


Tapi juga ketika berhasil memberikan warisan yang baik bagi suksesor selanjutnya dan ia sadar betul regenerasi merupakan hal yang alamiah karena keterbatasan manusia


Lantas nilai apa yang patut kita perjuangkan dalam hidup agar menjadi manusia yang bijak.


Izinkan saya bercerita kisah dua orang sahabat dimasa lalu


1400 tahun yang lalu dua orang manusia Bilal dan Wahsyi sebut saja mereka budak yang diambil paksa kemerdekaan-nya sebagai manusia.


lantas kemudian dipaksa harus melayani kemauan sang tuan sepanjang hidupnya.


Mereka bisa saja kembali menjadi manusia yang merdeka dengan syarat ditebus dengan sejumlah uang lalu dimerdeka-kan.


Wahsyi adalah budak yang kuat fisiknya, tangkas juga sangat mahir dalam menombak


Sementara Bilal adalah budak yang lemah fisiknya tak seperti sahahabatnya Wahsyi yang kuat dan terampil nilai jual Bilal tentu lebih murah sebagai budak.


Perbedaan antara Wahsyi dan juga Bilal tidak hanya soal fisik dan ketrampilan dalam bekerja. Akan tetapi juga bagaimana mereka memaknai sebuah kemerdekaan 


Wahsyi memaknai kemerdekaan ketika bisa terlepas dari belenggu perbudakan tuan-nya, kemudian bebas melakakukan apa saja yang ia inginkan sebagai manusia yang merdeka


Sementara Bilal memaknai kemerdekaan sebagai membebaskan dari penghambakan diri pada manusia dan materi untuk kemudian manghambakan diri kepada sang pencipta dan pengatur yakni Allah SWT


Keyakinan Bilal ini membawa konsekuensi 

yang mana pada zaman itu manusia menyembah berhala berupa patung yang tak dapat membawa manfaat dan juga mudharat bagi manusia, 


Sang tuan Umayyah bin Khallaf yang memyembah berhala tentu merasa terancam dan terhina karena seakan aktifitas penyembahan berhala menjadi perbuatan yang sia - sia


Untuk menanggal kan keyakinan nya pada Islam dan kembali ke kepercayaan nenek moyang juga tuan-nya


Disiksa-lah Bilal sang budak dengan siksaan sampai diluar batas kemampuan manusia dalam menerima rasa sakit


Dari mulai punggung dicambuk sampai mengelupas kulit dan daging, ditindih batu ditengah terik matahari tanah Arab yang menyengat.


Akan tetapi Bilal yang sebelumnya ringkih dan lemah sanggup bertahan,


Sampai datang Abu Bakar yang tak tahan melihat pemandangan itu menebus dan memerdekakan bilal sebagai budak meskipun dengan harga yang tinggi 


Ia dibeli bukan karena sebagai budak yang tangkas dan juga mahir dalam menombak dan bukan sekedar faktor kemanusiaan karena pada zaman itu penyiksaan Tuan terhadap Budaknya merupakan hal yang lumrah, akan tetapi Abu Bakar melihat persamaan nilai yang ada pada dirinya dan juga Bilal, Juga gigihnya Bilal mempertahankan nilai tersebut 


Dari mana datangnya kekuatan Bilal dalam mempertahankan keyakinan-nya meski ia disiksa sampai diluar batas wajar manusia mampu menerima rasa sakit, ,Pertanyaan lain-nya kenapa Abu Bakar rela membeli bilal yang ringkih dengan harga yang mahal bahkan melebihi budak yang fisiknya kuat dan cekatan


Dan juga nilai apa yang ingin dicapai Abu Bakar dengan menolong bilal seorang budak yang lemah fisiknya 


Hanya nilai Ruhiyah berupa keyakinan akan Allah SWT, dosa dan pahala, surga dan neraka keyakinan akan sesuatu yang dianggap imajiner oleh orang - orang melihat kehidupan dari kaca mata materi.


Keimanan inilah yang mampu membangkitkan potensi terbaik manusia, mendudukan keimanan diatas kepentingan materi sesaat akan mengangkat derajad manusia pada kedudukan yang paling tinggi 


Nilai Ruhiyah itu yang membedakan manusia dengan sifat hewani yang menganggap individu lain sekedar santapan empuk menunggu saat lengah untuk disergap layaknya Buaya memandang Manusia.


Share:

Otak Kita Ibarat Toolbox


 Ketika kita menghadapi Problematika hidup.

Otak kita itu layaknya "Toolbox".

Kita bisa mengambil segala peralatan dengan intuisi terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara-cara kreatif dan praktis


Dengan syarat untuk memahami fakta atau masalah, 

panca indra dan juga otak sebagai alat berpikir harus jernih dan sehat 


Dan juga kita harus punya maklumat atau sumber informasi yg benar dan terpercaya untuk kita masukan kedalam otak "toolbox", 

Sebagai gudang senjata sewaktu-waktu 

kita butuhkan untuk menghadapi masalah yang ada.


Maka tugas kita adalah men-fungsikan otak kita layaknya toolbox menjaganya agar tetap sehat dan menghindar dari penyakit mental emosional, penyakit iri dengki, hasad dll.


Sebab segala penyakit mental ini yang mengkaburkan kemampuan kita dalam menimbang dan memutuskan sebuah pilihan.


Penyakit mental yang tak terkendali mengkaburkan antara pertimbangan yg sifat-nya logis menjadi keputusan yang sifatnya emosional.


Dan ini bisa jadi fatal karena setiap keputusan yang kita ambil dalam hidup akan mudah terpengaruh oleh faktor external (Impusif) dengan tanpa pertimbangan yang matang.


Juga memastikan memasukan informasi benar dan banyak agar peralatan dalam toolbox kita semakin variatif dalam menghadapi masalah dan menuntaskan-nya dengan cara yg kreatif dan praktis.


Yang perlu kita ingat adalah yang namanya hidup pasti menghadapi masalah karena kita bersinggungan dangan orang lain. 

Kita punya tujuan mereka juga punya tujuan hidup yang menuntut untuk diwujudkan.


Maka dari itu gesekan kepentingan antar individu merupakan keniscayaan


Orang bijak itu cenderung tenang dalam menghadapi masalah karena dia punya toolbox dan juga segala peralatan yang variatif untuk menghadapi dan menyelasaikan masalah dengan cara yang benar tanpa harus menimbulkan masalah baru.


Semoga bermanfaat...

Share: