Bijak Menghadapi Kritik



Nyinyir dan kritik dua kata yang punya makna berbeda, tapi seringkali susah membedakan mana yang sebenarnya kritik mana yang sebenarnya nyinyir,
Nyiyir adalah suatu tindakan yang tak bertanggung jawab, dengan maksud menjatuhkan tanpa melihat potensi kebaikan yang akan dicapai
Kritik tentunya dibangun dengan argumentasi ilmiah dan juga atas kesadaran untuk perubahan kearah yang lebih baik agar kondisi yang ideal menurut si pengkritik bisa tercapai.
Kritik juga bisa diartikan sebagai kontrol terhadap sebuah kebijakan yang dianggap tidak sesuai, menghambat, atau membahayakan.
Misal dalam sebuah diskusi sebut saja si A menyampaikan sebuah teori evolusi bahwasanya manusia berasal dari kera,
Lantas disanggah oleh Si B dengan argumentasi sederhana:
Jika manusia adalah hasil dari proses evolusi kera, lantas kenapa masih dapati kera di kebon binatang, dihutan, dll. Dan juga teori tersebut menafikan sang pencipta. Kritik Si A.
Diskusi terus berlanjut sampai menghasilkan sebuah kesimpulan yang melegakan hati dan mencerahkan pikiran kedua belah pihak
Diskusi yang sehat tentu akan menghasilkan sesuatu yang bisa diambil sebagai modal untuk melangkah Kedepan tanpa harus melewati jalan yang terjal,
baik dalam lingkup keluarga, bermasyarakat, maupun bernegara,
Tentu dalam sebuah diskusi harus disertai dengan keikhlasan dan kedewasaan dalam menelaah setiap materi diskusi
Boro boro argumentasi ilmiah. Jika nafsu dan amarah kebencian yang bergolak jangan berharap ilmu kan didapat
Maka benar maqolah Imam Syafi’ie
“Jangan kau menasehati orang bodoh, karena dia akan membencimu, nasehatilah orang yang berakal maka dia akan mencintaimu”.
Bodoh yang dimaksud adalah pribadi yang menolak potensi kebaikan yang akan dicapai.
Dalam memberikan kritik juga harus bijak, ide, konsep, atau kebijakan yang bersumber pada suatu yang pasti diyakini kebenaranya ( Al Qur’an, Sunah ) tak patutlah kita kritik, malah akan mendapat dosa.
Yang jadi pertanyaan adalah dalam setiap aktifitas (berprilaku, berucap, berhukum dll.) apakah kita sudah berlandaskan pada suatu yang pasti kebenaranya?
Sesungguhnya segala kebaikan hanya berada disisi Allah, segala daya dan upaya kita curahkan untuk mencari keridho’an NYA dengan cara menjalankan Syari’at NYA dari A sampai dengan Z disegala aspek kehidupan.
Share: